Pengenalanperalatan listrik instalasi listrik rumah tinggal ini akan dimulai dengan Bargainser. BARGAINSER Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik
Dimeterlistrik rumah, umumnya netral dan ground menyatu di kwh meter, lebih baik netral di kwh meter disambungkan, jadi nanti pasangnya di alat fasa-netral. Biasanya untuk peralatan listrik besar perlu ground, dan seringnya instalasi listrik dirumah tanpa grounding. Hapus. Balasan. Balas. Balas. Unknown 11 April 2020 20.01.
Kamisiap melayani instalasi listrik untuk daerah Jabodetabek dan sekitarnya. Biro Jasa Instalasi Listrik tidak hanya menawarkan layanan instalasi listrik, kami juga menyediakan layanan lainnya seperti pemasangan grounding petir, pemasangan grounding instalasi, pemasangan outlet asesories, pemasangan miniatur MCB grouping, pembagian beban amp
Grounding ditujukan sebagai istilah dari teknik dan bentuk instalasi listrik yang terhubung dengan kawat arde. Bisa dibilang, merupakan "tempat / lokasi" dimana ujung kawat Arde seharusnya dipasang. Pembicaraan ringan mengenai Grounding Pada sebuah kesempatan, saya bertemu dengan rekan-rekan lama yang bekerja dibidang konstruksi rumah tinggal.
Biayadibagi menjadi sistem borongan tanpa material dan borongan beserta material, berikut ini detilnya: Sugeng Susilo, General Supervisor Unit Electrical PT Aditeam Indonesia, perusahaan kontraktor listrik lain di Jakarta, menambahkan, untuk rumah tipe di bawah 70 m2 instalasi atau perkabelannya setidaknya dibagi dalam delapan grup. "Masing
Paket Penangkal Petir Grounding System : Harga Normal : Rp.5.500.000,-Harga Promo : Rp. 4.500.000,-Meliputi : - Instalasi Grounding Listrik - Kabel BC 35Mm - Cooper Rod Uk : 5/8 x 1Meter Full Tembaga - Conector Cincin / Kuku Macan - Sock - Grounding -+ 15 Meter (Max 2 Ohm) Box Kontrol ( Panel ) - Musbar - Skun Uk 25mm - Isolator Surge Arester
Semogadengan pemaparan yang sederhana ini, anda sebagai pengguna peralatan listrik dalam kehidupan sehari-hari akan lebih memahami pentingnya instalasi grounding yang harus terpasang di instalasi listrik rumah anda. Bila anda mempunyai informasi lain atau pengalaman yang mungkin saja berguna sebagai pelajaran, anda bisa menghubungi kami di
qsgq. Apa Itu Grounding Listrik?Grounding listrik adalah suatu sistem yang menghubungkan instalasi listrik pada bangunan ke dalam tanah atau bumi, dengan menggunakan konduktor yang ditanam di tanah. Grounding ini fungsinya untuk menetralkan kelebihan tegangan listrik, seperti pada kebocoran listrik atau sambaran petir, dengan cara mengalirkan arusnya ke tanah. Dengan ini, grounding bisa menyelamatkan instalasi kelistrikan rumah dari kerusakan akibat tegangan Harus Dialirkan ke Tanah?Karena tanah memiliki massa yang besar, sehingga mampu untuk menetralkan arus dan tegangan listrik yang tinggi. Dengan menyalurkannya ke tanah, grounding bisa menyelamatkan instalasi kelistrikan rumah dari kerusakan akibat tegangan berlebih!Kenapa Harus Pakai Grounding Listrik?Grounding listrik ini sebenarnya sederhana, tapi bisa menyelamatkan nyawa. Grounding ini memberi jalur alternatif untuk mengalirkan arus listrik saat terjadi korsleting supaya tidak sepenuhnya mengalir ke tubuh manusia. Grounding juga bisa menstabilkan tegangan listrik yang mengalir ke alat elektronik, mencegah resiko kerusakan alat elektronik saat tegangan naik tiba-tiba. Saat terjadi sambaran petir, grounding akan mengalihkan kelebihan tegangan listrik ke tanah, sehingga tidak merusak alat elektronik dan tidak membahayakan nyawa manusia di dalam Pasang Grounding ListrikPilih area pemasangan grounding. Area pemasangan grounding/arde ini umumnya sengaja ditempatkan dekat dengan dengan kWh kWh meter, pemasangan kabel netral dan ground digabung bersama dengan kabel bertegangan. Kemudian kabel ini nantinya akan dihubungkan pada seluruh jaringan dan stop stop kontak inilah, nantinya grounding akan tersambung dan terkoneksi dengan berbagai peralatan listrik di rumah seperti kulkas, TV, komputer dan lain arde groundrod yang ditanam di tanah materialnya terbuat dari tembaga. Semakin banyak groundrod/arde yang dipasang, maka semakin baik juga bagi instalasi memiliki ancaman yang serius saat pemasanganya, untuk detail pemasangannya, ada baiknya untuk ditanyakan pada tukang berpengalaman yang sering menangani pemasangan kelistrikan. Untuk memastikan bahwa sistem grounding listrik berfungsi dengan baik, para tukang kelistrikan harus terlebih dahulu mengecek kualitas dan kesesuaian peralatan grounding listrik. Mereka juga harus memastikan bahwa koneksi yang dapat terputus tidak menyebabkan konsumsi arus yang tinggi. Pengecekan rutin juga penting untuk memastikan bahwa sistem grounding listrik tetap Nilai Standar Grounding Listrik Yang Baik?Bicara berapa nilai standar grouding listrik yang baik, standar grounding listrik di Indonesia mengacu pada SNI Standar Nasional Indonesia 03-6572-2001, yang menetapkan bahwa sistem grounding harus mempunyai nilai resistansi maksimum 10 ohm. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan pengguna listrik dari risiko kejutan listrik dan korsleting.
Posted On 22/11/2020 Grounding / Arde Dalam sebuah instalasi listrik rumah, grounding listrik wajib dipasang untuk keselamatan bagi penghuni rumah. Namun, masih banyak yang kurang memahami akan pentingnya pemasangan grounding atau arde ini, sehingga mereka tidak merasa keberatan jika instalasi listrik di rumah tidak perlu di pasang kabel arde. Untuk itu sepenting apakah kabel arde ini ? apa saja fungsi dan cara pemasangan grounding listrik yang baik? Pengertian Grounding Listrik Grounding atau pertanahan atau yang sering disebut dengan Arde adalah suatu jalur kabel tersendiri yang dipasang pada instalasi listrik rumah menuju titik pertanahan bumi dan tidak menyambung secara langsung dengan kabel-kabel lainnya pada instalasi listrik tersebut. Grounding listrik juga bisa diartikan sebagai sistem pertanahan pada suatu instalasi listrik yang mampu meniadakan beda potensial dengan cara mengalirkan arusnya ke tanah atau bumi. Yang dimaksud beda potensial yaitu berupa kebocoran arus listrik atau sambaran petir. Cara pemasangan grounding ini yaitu menggunakan sebuah elektroda khusus pembumian yang ditanam di dalam tanah. Sedangkan kabelnya menggunakan kabel arde yang memiliki ciri khas warna yakni hijau atau kuning strip hijau. Mengapa di alirkan ke tanah ? karena tanah atau bumi memiliki massa dan volume yang sangat besar sehingga bisa menetralkan adanya muatan listrik yang sangat besar sekalipun itu petir. Fungsi Grounding Listrik Fungsi utama dari pemasangan grounding pada instalasi listrik di rumah yaitu memberikan perlindungan dan keamanan pada seluruh jaringan listrik. Untuk lebih jelas dan lengkap, mengenai beberapa fungsi grounding Untuk Keselamatan, fungsi grounding pertama yaitu sebagai penghantar arus listrik ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran listrik sehingga tidak sampai menimbulkan bahaya kesetrum, korsleting bahkan kebakaran. Misalnya adalah saat penggunaan setrika listrik, dimana jika terjadi tegangan yang bocor atau hubungan singkat, maka tegangan tersebut akan di alirkan ke tanah melalui kabel arde, dan tidak akan mengalir ke badan pengguna. Sebagai Penangkal Petir, fungsi grounding kedua yakni mampu menghantarkan arus listrik yang berkapasitas besar langsung ke tanah atau bumi. Pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk penangkal petir, pemasangannya harus terpisah lokasinya satu sama lain. Pengaman peralatan listrik, disini grounding mampu mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan adanya bocor tegangan.
Sebelum PLN memulai memberlakukan kebijakan instalasi model meteran dengan dua kawat arus listrik hitam dan biru, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan mengenai cara mengatasi kelebihan arus listrik akibat korsleting. Keberadaan kawat arde kuning selalu terlihat ada di meteran listrik model lama yang terpasang di setiap rumah tinggal. Kita sebagai pelanggan cukup menyambungkan dengan kawat arde / kuning dari jaringan kabel listrik dalam rumah dengan kawat arde pada kabel output meteran. Maka, masalah-masalah yang mengakibatkan kelebihan arus listrik seperti korsleting akan teratasi. Kita pun tidak perlu memikirkan untuk membuat instalasi grounding sendiri. Namun begitu, tidak berarti selama kawat arde yang terpasang di meteran bisa diandalkan untuk mengatasi semua masalah kelebihan arus listrik. Kadang-kadang, permukaan perangkat listrik / elektronik seperti kulkas / lemari es atau casing CPU, masih menyengat saat kita memegangnya. Lalu, bagaimana dengan meteran baru yang hanya memiliki dua kawat saja? Jika meteran dengan tiga kawat masih bisa menghasilkan sengatan listrik, apalagi meteran dua kawat? Sebelum beranjak pada pembahasan lebih jauh, untuk menghindari kerancuan, mari kita samakan terlebih dulu persepsi / pengertian mengenai kata “arde” dan “grounding” pada artikel ini. Arde, ditujukan sebagai nama salah satu kawat tembaga didalam kabel yang berisi tiga kawat. Kawat merah / hitam dinamakan kawat Api / Positif / Line. Kawat biru dinamakan kawat Nol / Negatif / Netral. Kawat berwarna kuning yang dinamakan sebagai kawat Arde. Foto Indentifikasi spesifikasi Arus Listrik pada Kawat Kabel berdasarkan warna pembungkusnya. Grounding, ditujukan sebagai istilah dari teknik dan bentuk instalasi listrik yang terhubung dengan kawat arde. Bisa dibilang, merupakan “tempat / lokasi” dimana ujung kawat Arde seharusnya dipasang. Pembicaraan ringan mengenai Grounding… Pada sebuah kesempatan, saya bertemu dengan rekan-rekan lama yang bekerja dibidang konstruksi rumah tinggal. Banyak hal kami bicarakan saat itu. Salah satunya adalah fungsi kawat arde dan keberadaan grounding. Pengertian secara awam yang saya peroleh dari perbincangan tersebut mengenai fungsi dasar kawat arde adalah sebagai media penyeimbang arus positif dan arus netral. Jika ada kekurangan atau kelebihan dalam salah satu muatan arus listrik, kawat arde berguna untuk menambah atau menguranginya. Hal yang menarik bagi saya adalah berfungsi menambah kekurangan dari masing-masing arus. Benarkah demikian? Saya tidak tahu maupun meyakini sepenuhnya pernyataan tersebut. Karena selama ini pengetahuan saya mengenai fungsi keberadaan kawat arde adalah sebagai media untuk mengatasi “kelebihan” arus listrik dan mengalirkannya ke grounding. Seandainya dapat menjadi berlaku sebaliknya menambah kekurangan arus listrik, tentu akan lebih baik. Hingga saat ini, saya menjadikan cerita tentang fungsi arde tersebut sebagai salah satu pendapat alternatif yang paling mungkin diterima dan dikerjakan, sebelum akhirnya saya mengetahui kebenaran sesungguhnya. Penjelasan teknis yang dikemukakan oleh salah satu rekan mengenai fungsi grounding pada saat itu, tidaklah membuat saya menjadi lebih pintar dalam memahami grounding secara teknis. Jadi, saya lebih memfokuskan pengertian bagaimana cara arus listrik dalam kawat arde dialirkan ke grounding. Pemahaman mengenai grounding sebagaimana yang saya simak, kurang-lebih adalah tempat di bawah permukaan tanah yang kondisinya ber-air / basah. Jarak minimal antara permukaan tanah dengan lokasi di bawah permukaan yang mengandung air itu adalah 5 meter. Agar lokasi yang terletak di bawah itu bisa dijangkau dari atas permukaan tanah, digunakan potongan pipa besi / tembaga yang ditanam secara tegak lurus vertikal. Bagian potongan pipa besi / tembaga yang timbul di permukaan tanah, dihubungkan dengan ujung kawat Arde. Sehingga setiap terjadi kelebihan arus listrik yang dihantarkan lewat kawat Arde, akan diteruskan ke lokasi ber-air di bawah permukaan tanah lewat potongan pipa besi / tembaga. Begitu kelebihan listrik itu bersentuhan dengan air, maka akan langsung tersebar ke tanah basah disekitarnya. Jadi, syarat utama membuat grounding adalah tempat berupa tanah lembab / ber-air yang letaknya di bawah permukaan tanah. Namun, sebenarnya, tempat apapun selama bisa membuat bagian ujung media pipa besi / tembaga menjadi basah, sudah cukup dijadikan sebagai grounding. Begitulah kira-kira inti cerita mengenai hubungan kawat arde dan grounding yang bisa saya pahami pada saat itu. Cara membuat Grounding Gambar Simbol Arde/Grounding Pada prakteknya, cara untuk membuat grounding banyak dimodifikasi penerapannya. Tidak selalu harus sama persis dengan tindakan menanam potongan pipa besi / tembaga ke dalam tanah. Ada beberapa cara yang umum dikerjakan, yaitu 1. Menancapkan paku pada tembok / dinding rumah Teknik ini adalah cara termudah dan memiliki kecenderungan berhasil dalam memenuhi kebutuhan grounding. Menancapkan paku ke tembok dijadikan sebagai alternatif / pengganti pipa besi / tembaga yang terhubung ke tanah / bumi. Setelah paku tertancap ke tembok, dililitkan dengan salah satu ujung kawat arde dan bagian ujung lainnya dipasang pada box MCB di bagian panel arde. Mengambil kesimpulan dari keterangan yang saya peroleh, tindakan ini dapat mengakomodasi kebutuhan grounding, tetapi terbatas hanya sebagai penyeimbang arus dalam skala kecil. Misalnya, menetralisir kelebihan arus pada permukaan perangkat elektronik / listrik tertentu di rumah agar tidak menyengat saat kita memegangnya. Keberhasilan membuat grounding dengan cara menempelkan kawat arde pada dinding sangat ditentukan oleh tingkat kelembaban dinding tempat dijadikan area grounding. Tingginya tingkat kelembaban di dinding, cenderung menjadikan teknik ini berfungsi dengan baik. Dalam kondisi iklim tropis seperti di Indonesia, bukan tidak mungkin setiap tembok / dinding rumah memiliki tingkat kelembaban cukup tinggi. Oleh sebab itu, teknik ini sangat mungkin berhasil untuk diterapkan. Namun, teknik ini hanya merupakan jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan grounding jangka pendek dan sangat tidak disarankan digunakan dalam jangka panjang. Teknik meng-grounding-kan listrik seperti ini memiliki resiko tinggi untuk diterapkan pada rumah tinggal yang memiliki penghuni anak-anak. Jadi, pertimbangkan matang-matang seandainya anda berniat menerapkan teknik ini di rumah. 2. Menggunakan pipa ledeng / PAM Ujung kawat arde dililitkan pada pipa ledeng / PAM. Tentunya pipa tempat ujung kawat Arde melilit itu harus berbahan besi. Dengan demikian, yang menjadi grounding adalah sekitar tempat yang dilalui oleh pipa PAM. Cara yang sama juga diterapkan untuk mengalirkan kelebihan arus listrik pada pompa sumur. Kawat Arde dipasang menghubungkan pompa dan pipa besi yang menuju dasar sumur. Sehingga, jika terjadi kelebihan arus listrik, maka akan dialirkan ke dasar sumur. Tetapi, apapun alasannya, jangan pernah mengerjakan teknik yang satu ini. Karena, air yang terdapat dalam pipa juga akan memiliki muatan arus listrik. Efeknya akan menjadi jauh lebih berbahaya dibandingkan menggunakan teknik paku di dinding cara no. 1. 3. Memasukkan ke dalam sumur yang tidak terpakai. Setelah potongan pipa besi / tembaga dililit dengan kawat arde, di-ulur masuk ke dalam sumur tidak terpakai, namun masih memiliki air. Kawat arde di ulurkan ke dalam sumur hingga potongan pipa besi / tembaga tenggelam masuk ke air. Cara ini agak mahal pengerjaannya karena membutuhkan pengaturan jalur kawat arde dari box MCB sampai masuk ke dalam sumur. Tetapi, jauh lebih terjamin dan aman digunakan daripada cara menempelkan kawat arde pada dinding ataupun mengikatkan pada pipa ledeng. Kemampuan menyerap jumlah kelebihan daya pada kawat arde-pun jauh lebih besar dan lebih cepat. 4. Membuat lubang sumur bor sebagai tempat grounding. Prinsipnya sama dengan cara nomor 3, namun tindakan ini memerlukan biaya jauh lebih mahal. Lubang dibuat hingga ditemukan air, kemudian dimasukkan pipa besi kedalamnya hingga menyentuh air. Pipa dililit dengan kawat arde keluar dari permukaan tanah, lalu lubang ditutup semen / beton. Biasanya, cara ini digunakan untuk membuat grounding skala penangkal petir. Jika anda memang berniat mengerjakan teknik ini, lebih baik menggunakan jasa seorang ahli yang memang mengerti membuat grounding dengan benar. Di samping keempat cara tersebut di atas, banyak teknik lainnya untuk membuat grounding yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di sebuah rumah. Guna mengetahui berfungsi-tidaknya instalasi grounding yang telah dikerjakan, anda dapat menggunakan tespen dengan menempelkan ujungnya pada permukaan perangkat elektronik. Jika menyala, berarti grounding tidak berfungsi dengan benar. Manakah teknik grounding yang terbaik? Jika pada akhirnya harus menggunakan jasa seorang ahli dalam membuat grounding yang benar dan sempurna, apa gunanya saya mendeskripsikan teknik membuat grounding di atas? Keempat teknik tersebut di atas adalah jalan pintas shortcuts untuk membuat grounding tanpa perlu pengetahuan teknik tentang listrik / fisika. Dapat dikatakan sebagai cara mengatasi masalah ala MacGyver. Hanya bersifat sementara saja, pedomannya “… yang penting nggak ke-setrum…!”. Berbicara mengenai fakta dan pilihan, dengan kondisi tanpa kawat arde pada meteran PLN, saya pribadi cenderung menggunakan teknik menancapkan paku ke tembok guna memenuhi kebutuhan grounding. Walau pun cukup beresiko dan berbahaya, serta hanya dapat mengakomodasi kebutuhan grounding seadanya, cara ini sangat efektif, murah dan mudah untuk diterapkan, namun rentan / rapuh terhadap pengaruh petir. Asumsi saya adalah tidak ada satu orang pun mengharapkan petir akan menyambar tepat di atas rumah mereka. Kita tidak dapat mengatur seberapa besar seharusnya kandungan listrik pada petir saat hendak menyambar di sekitar atau tepat di atas rumah kita. Petir merupakan salah satu dari bentuk ketidakberaturan dari perilaku alam. Manusia / kita merupakan bagian dari alam yang hanya bisa beradaptasi dengan keberadaannya bukan mengatur keberadaannya. Saya cenderung menganggap peristiwa tersambar petir merupakan suatu kecelakaan murni. Tidak ada yang pernah menyangka atau pun mengerti bagaimana petir memilih sesuatu / seseorang untuk menjadi korbannya. Jika suatu saat setelah grounding terpasang perangkat listrik / elektronik di rumah di-porakporanda kan petir karena grounding yang dibuat tidak mampu meredamnya, bagi saya adalah hal wajar. Karena, tujuan teknik membuat grounding di atas memang bukan dibuat khusus untuk petir. Pernah saya mendapatkan seorang teman terkena dampak sambaran petir yang berjarak kira-kira 1 km dan langsung merusak televisi di rumahnya. Walau pun kondisi saat itu kawat arde terhubung sempurna dengan meteran PLN ditambah dukungan stabilizer pada televisi, tetap saja sulit memprediksi dampak yang ditimbulkan oleh petir. Dalam hal ini, saya tidak bermaksud memberikan pandangan kecenderungan menggunakan teknik menancapkan paku sebagai pilihan utama membuat grounding kepada anda. Seandainya kita memang mampu untuk menyediakan sarana grounding yang sempurna, adalah salah untuk tidak memedulikannya. Bertindak dan berpikir realistis sesuai dengan keadaan yang kita miliki saat ini merupakan alasan paling tepat untuk menentukan teknik terbaik membuat grounding di rumah. Walau pun tidak sempurna, beberapa teknik membuat grounding di atas, dapat memenuhi kebutuhan grounding dengan cepat dan mudah menggunakan peralatan seadanya. Jika Anda memiliki perangkat elektronik berkualitas high-end dan mahal, lebih baik membuat grounding dengan bantuan pihak yang menjadi ahlinya. Perangkat-perangkat seperti itu, walau pun secara fisik memiliki daya tahan tinggi, kualitas hasil dari kinerja perangkat sangat bergantung pada kualitas asupan listrik-nya. Seperti misalnya, perangkat home cinema atau computer graphic studio. Foto Posisi Melekatkan Kawat Arde pada STABILIZER Tidak hanya berlaku pada perangkat elektronik berkualitas high-end saja, perangkat elektronik murah / low-end – pun perlu mendapat asupan listrik kualitas layak pakai agar kualitas hasil kinerjanya memuaskan. Hanya saja, seandainya terjadi kerusakan, lebih mudah dan murah harga me-reparasinya dibanding perangkat elektronik mahal. Jika ternyata telah ada dukungan stabilizer untuk perangkat-perangkat tersebut, tetap lebih baik seandainya dibuat instalasi grounding yang sempurna. Karena stabilizer hanya memperbaiki tegangan listrik dari jaringan kabel yang sudah ada saja. Sedangkan dasar kualitas listrik yang seharusnya adalah berasal dari kebenaran instalasi listrik terpasang sebelum masuk ke stabilizer. Pada hampir setiap unit stabilizer yang saya temukan, terlihat selalu dilengkapi panel arde di bagian “body casing”-nya. Biasanya ada di bagian belakang stabilizer di bagian sudut bawah. Panel ini sama seperti panel arde yang terdapat di setiap unit terminal stopkontak, berfungsi menyalurkan kelebihan arus listrik. Penerapan grounding pun sama seperti umumnya, yaitu kawat arde yang terpasang harus dihubungkan pada potongan pipa besi. Keberadaan panel arde pada casing stabilizer ini berfungsi untuk meredam kelebihan arus listrik yang terjadi. Apa pun penyebab kelebihan arus listrik tersebut. Baik korsleting internal perangkat stabilizer itu sendiri maupun akibat lonjakan voltase dari PLN. Menyematkan kawat tembaga yang difungsikan sebagai kawat arde pada panel arde stabilizer, akan mengkondisikan kelebihan arus listrik teraliri melalui kawat tersebut menuju grounding. Saat ini, kawat arde dari stabilizer di rumah saya, terhubung menuju paku yang menancap di dinding. Paku ini hanya mengakomodasi kebutuhan grounding untuk stabilizer saja. Sedangkan grounding untuk jaringan kabel dalam rumah, memang sebelumnya telah terhubung dengan meteran PLN. Saya belum pernah mencoba kawat arde stabilizer disatukan dengan kawat arde meteran PLN atau terminal arde pada box MCB. Mungkin, cara itu sama saja dan bisa dilakukan sebagai sarana grounding dari kawat arde casing stabilizer. Dengan kata lain, tidak perlu menancapkan paku baru sebagai sarana instalasi grounding kawat arde stabilizer. Namun, hingga saat ini, saya tetap memilih menggunakan cara menancapkan paku ditembok sebagai sarana instalasi grounding casing-stabilizer. Alasan terbaik yang saya miliki untuk membuat grounding seperti itu dan tetap membiarkannya hingga sekarang adalah belum pernah terjadi masalah korsleting pada stabilizer tersebut. Sekali lagi saya nyatakan, bertindak dan berpikir realistis sesuai dengan keadaan yang kita miliki saat ini adalah alasan paling tepat untuk menentukan teknik terbaik membuat grounding di rumah. Cara / teknik apa pun yang anda pilih membuat grounding ada sepenuhnya ditangan anda. Beberapa contoh membuat grounding di atas hanyalah shortcuts / jalan pintas, bukan solusi seutuhnya untuk memenuhi kebutuhan grounding. Jadi… Kabel Dua atau Tiga kawat? Kembali ke pertanyaan di awal artikel, bagaimana menyikapi meteran PLN yang kini mulai dibiasakan dengan menggunakan kabel isi dua kawat? Saya hanya bisa menyarankan agar anda tetap menggunakan kabel isi tiga kawat untuk jaringan kabel listrik dalam rumah. Kita bisa mengerjakan penggabungan antara kabel output meteran dengan jaringan kabel dalam rumah di boks MCB. Skema susunan penggabungan masing-masing kabel tersebut, bisa anda temukan di bagian akhir artikel Memasang unit MCB. Disitu, saya sajikan ilustrasi berupa kawat Arde yang dihubungkan ke paku di dinding, yang bisa dibilang cara paling mudah dan murah menggantikan fungsi kawat Arde yang hilang di meteran. Kalau, kemudian, anda hendak membuat grounding yang ditanam di bawah permukaan tanah, kawat Arde yang ada tinggal diganti. Gampang, bukan? Semoga bermanfaat…! 🙂
Apakah Anda tahu apa itu grounding? Grounding adalah salah satu sistem penting dalam instalasi listrik rumah yang sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan penghuni rumah. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang cara pemasangan grounding listrik rumah, termasuk kebutuhan, peralatan yang diperlukan, dan langkah-langkah pemasangan grounding. Apa itu Grounding? Grounding adalah sistem yang menyalurkan arus listrik berlebih atau gangguan listrik melalui jalur alternatif yang terpisah dari jalur utama listrik rumah. Sistem grounding terdiri dari beberapa komponen seperti grounding electrode conductor, grounding electrode, grounding busbar, dan ground rod. Dalam instalasi listrik rumah, sistem grounding digunakan untuk melindungi penghuni rumah dari kejadian seperti ledakan, kebakaran, dan sengatan listrik. Tanpa grounding, penghuni rumah dapat terkena arus listrik yang berlebihan atau sengatan listrik dari peralatan listrik rumah tangga. Kebutuhan Grounding Listrik Rumah Sebelum memasang grounding listrik rumah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu. Hal ini meliputi 1. Tipe Tanah Tipe tanah mempengaruhi kinerja sistem grounding. menurut Tipe tanah yang cocok untuk sistem grounding adalah tanah dengan kelembaban yang baik dan memiliki tingkat konduktivitas listrik yang tinggi. 2. Kapasitas Arus Grounding Kapasitas arus grounding adalah kapasitas untuk menahan arus listrik berlebih. Hal ini sangat penting untuk mencegah ledakan atau kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik berlebih. 3. Kapasitas Arus Pemutusan Kapasitas arus pemutusan adalah kapasitas untuk memutuskan arus listrik yang berlebih. Hal ini sangat penting untuk mencegah kebakaran atau kerusakan peralatan listrik yang disebabkan oleh arus listrik berlebih. 4. Kondisi Cuaca Kondisi cuaca juga dapat mempengaruhi kinerja sistem grounding. Misalnya, cuaca yang sangat kering atau basah dapat mempengaruhi konduktivitas listrik tanah. 5. Ukuran Listrik Rumah Ukuran listrik rumah juga dapat mempengaruhi kebutuhan grounding. Semakin besar ukuran listrik rumah, semakin besar pula kapasitas arus grounding yang dibutuhkan. Peralatan yang Diperlukan untuk Pemasangan Grounding Listrik Rumah Setelah mengetahui kebutuhan grounding listrik rumah, langkah selanjutnya adalah menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk pemasangan grounding. Peralatan yang diperlukan antara lain 1. Grounding Electrode Conductor Grounding electrode conductor adalah kabel tembaga yang digunakan untuk menghubungkan grounding electrode dengan panel listrik. 2. Grounding Electrode Grounding electrode adalah bahan atau objek yang digunakan untuk menyalurkan arus listrik ke tanah. Contoh grounding electrode adalah ground rod atau pipa tembaga. 3. Grounding Busbar Grounding busbar adalah tempat di panel listrik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyalurkan arus listrik ke grounding electrode. 4. Multimeter Multimeter digunakan untuk mengukur nilai resistansi tanah dan kapasitas arus grounding. 5. Tang potong dan pelumas Tang potong digunakan untuk memotong kabel grounding, sedangkan pelumas digunakan untuk melumasi kabel grounding agar mudah dipasang. Langkah-langkah Pemasangan Grounding Listrik Rumah Setelah menyiapkan peralatan yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemasangan grounding listrik rumah. Berikut adalah langkah-langkahnya 1. Persiapan Matikan sumber listrik utama dan pastikan bahwa semua peralatan listrik sudah dimatikan. Kemudian, pastikan bahwa grounding electrode conductor sudah tersedia dan siap dipasang. 2. Pemilihan Grounding Electrode Pilihlah grounding electrode yang sesuai dengan kebutuhan grounding rumah Anda. Grounding electrode dapat berupa ground rod, pipa tembaga, atau bahan lain yang cocok. 3. Penentuan Lokasi Grounding Electrode Tentukan lokasi grounding electrode yang tepat. Lokasi yang ideal adalah tempat dengan tanah yang lembab dan konduktivitas listrik yang tinggi. 4. Pemasangan Grounding Electrode Pasang grounding electrode ke dalam tanah dengan menggunakan palu atau mesin penanam tanah. Pastikan grounding electrode terpasang dengan kokoh dan rapat. 5. Pemasangan Grounding Electrode Conductor Pasang grounding electrode conductor dari grounding electrode ke grounding busbar di panel listrik. Pastikan grounding electrode conductor terpasang dengan rapat dan aman. 6. Pengujian Grounding Uji kapasitas arus grounding dan nilai resistansi tanah menggunakan multimeter. Pastikan nilai resistansi tanah dan kapasitas arus grounding sudah sesuai dengan standar yang berlaku. 7. Penutupan Setelah pemasangan grounding selesai, pastikan semua kabel dan peralatan sudah terpasang dengan baik dan aman. Kemudian, hidupkan kembali sumber listrik utama dan periksa kembali apakah sistem grounding sudah berfungsi dengan baik. Kesimpulan Grounding merupakan sistem penting dalam instalasi listrik rumah yang bertujuan untuk melindungi penghuni rumah dari kejadian seperti ledakan, kebakaran, dan sengatan listrik. Untuk memasang grounding, perlu dipertimbangkan kebutuhan grounding, peralatan yang diperlukan, dan langkah-langkah pemasangan grounding yang tepat. Dalam memasang grounding, pastikan juga untuk mengikuti standar dan peraturan yang berlaku agar sistem grounding dapat berfungsi dengan baik. FAQs Apa yang terjadi jika rumah tidak memiliki grounding? Jika rumah tidak memiliki grounding, maka penghuni rumah dapat terkena arus listrik yang berlebihan atau sengatan listrik dari peralatan listrik rumah tangga. Selain itu, tanpa grounding, rumah juga rentan terhadap ledakan atau kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik berlebih.
Fungsi Grounding Pada Instalasi Listrik – Pada jaman sekarang listrik sangat dubuthkan sebagai salah satu sumber daya manusia. Dalam penggunaan listrik pasti terlebih dahulu dibutuhkan melakukan instalasi listrik tersebut. Instalasi listrik adalah memasang beberapa perlengkapan yang dapat menunjang penyaluran listrik dari sumber listrik PLN, genset, panel surya, dll ke peralatan yang membutuhkan listrik tersebut. perlengkapat yang dimaksudkan adalah seperti panel hubung bagi PHB, alat ukur, pengaman jaringan, pertanahan grounding, sakelar dll. Baca juga Pengertian Busbar Dan Fungsinya Grounding merupakan salah satu perlengkapan yang dibutuhkan pada saat melakukan instalasi listrik tersebut. Sementara itu grounding atau dapat disebut dengan sistem pembumian adalah seperangkat alat yang dapat dgunakan untuk menyalurkan arus listri yang berlebih ke bumi. Hal tersebut dapat melindungi manusia dari sengatan listrik kejut seperti listrik halilintar. Gorunding juga dapat digunakan sebagai proteksi terhadap komponen – komponen peralatan listrik lainnya dari bahaya tegangan ataupun arus asing. Pada sistem pembuniman ini bumi atau tana memiliki masa dan volume yang sangat besar. Hal tersebut dapat menetralkan adanya muatan listrik sekalipun itu petir yang membawa muatan lisrik sebesar 5000 sampai A dan tegangannya sampai Volt. Dalam melakukan pembumian ini memiliki implementasi yaitu dengan cara menanam sebuah elektroda yang merupakan penghantar listrik yang baik ke dalam tanah. Kemampuan grounding dapat dididasarkan dari beberapa hal seperti jenis dari penghantar listrik yang digunakan, jenis kabel penghantad dan seberapa lembab tanah yang ditancapi oleh elektroda tersebut. Baca juga Instalasi Listrik Rumah Tangga Sederhana Terdapat beberpa komponen dari instalasi listrik yan wajib untuk dilakukan grounding sistem dibumikan dalam rangkan untuk mengamankan aliran listrik. Berikut adalah beberapa komponen – komponen tersebut yaitu Titik netral yang berasal dari generator atau transformator listrik. Adanya penghubungan dari titik netral ke generator tersebut dilakukan sebagai proteksi hal – hal yang dapat berkaitan dengan gangguna hubungan tanah Kawat petri yang ada pada bagian atas dari saluran transmisi juga memiliki peran sebagai lightning arrester yang harus dibumikan juga. Semua bagiannya termasuk kaki dari tiang transmisi juga harus dibumikan mengingat terdapat kawat petir disepanjang saluran transmisi. Dengan adanya grounding dapat menyebabkan petir bergerak menyambar kawat petir yang seluruhnya akan disalurkan ke tanan melalui setiap kaki dari tiang saluran trnasmisi. Beberapa komponen instalasi listrik yang sering tersentuk oleh manusia dan mudah sekali menghantarkan listrik yang terbuat dari logam juga harus dilakukan gounding Bagian bawah dari komponen pembuangan listrik dari lightning arrester. Hal ini ditujukan agar lightning arrester dapat bekerja dengan maksimal dalam membuang dari muatan listrik yang berasal dari petir yang akan menuju bumi atau tanah. Baca juga Cara Memasang Booster TV Berbagai Merk Simbol Grounding Pada rangkaian listrik sering ditemui simbol – simbol pada masing – masing komponen penyusunnya, sama halnya dengan proses grounding listrik. Terdapat beberapa simbol yang dapat digunakan untuk grounding listrik seperti gambar dibawah ini Fungsi dari simbol ini yaitu digunakan pada saat melakukan proses perangkaian gambar teknik untuk instalasi, pada proses pembangunan gedung, trobuleshooting yang terjadi akibat kegagalan ataupun maintanance instalasi listrik Baca juga 3 Jenis Konfigurasi Transistor Tujuan Grounding Tujuan diakakannya sistem grounding pada instalasi listrik ini agar dapat memberikan perlindungan terhadapa pengguna peralatan listrik pada saat terjadi beberapa hal berikut Kebocoran arus listrik yang terlalu besar Terjadinya induksi tegangan listrik Isolasi yang kurang baik Melindungi dari listrik statis Melindungi dari tegangan tinggi khususnya petir Sebagai acuan pengukuran tegangan Cara Kerja Grounding Listrik akan muengalir dari sumber listrik lalu pada box kWh meter, kabel andre atau yang disebut juga dengan kabel grounding secara bersamaan dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh jaringan listrik yang terdapat pada sebuah bangunan yang dihubunhkan pada setiap stop kontak yang ada. Pada setiap stop kontak grounding akan tersambung dengan berbagai peralatan listrik yang berasal dari colokannya Semua colokan listrik steker atau dapat juga disebut dengan sambungan T harus terpasang dengan menggunakan fasilitas koneksi grounding, hal ini di khususkan juga untuk peralatan listrik yang memiliki kapasitas yang cukup besar seperti twlwvisi, rice ciker, dll. Baca juga Simbol MCB Dan Cara Membaca Kodenya Kabel Grounding Penggunaan kabel pada sistem grounding memang digunakan untuk mengamankan apabila terdapat kebocoran arus listrik baik kecil maupun besar sehingga kabel ini harus mampu mengalirkan arus yang besar karena jika tidak maka fungsi dari kabel ini tidak optimal dalam mengamankan perangkat listrik Pada umumnya untuk instalasi yang digunakan untuk tumah akan dipasang pada kWh meter oleh petugas PLN jadi penanaman pipa tembaga dapat dipasang diidalam tanah. Namun ada juga yang menggunakan kontraktor untuk memasang instalasi listrik sehingga petugas dari PLN hanya menyambungkan kabel dengan terminal ground ke kWh meter. Pages 1 2 3 4
instalasi listrik rumah dengan grounding